Kisah Pedalaman

Jejak dan Sejarah Kerajaan Islam di Papua

al quran

Jejak-jejak Islam di Papua memang tak begitu banyak menjadi pembahasan. Berbeda dengan pulau Jawa yang memang menjadi penyumbang penduduk Islam paling banyak di Indonesia. Kendati demikian, Papua juga memiliki sejarah yang cukup panjang terkait dengan Islam dan kerajaannya di masa lampau.

Jejak kedatangan Islam ke Papua terwujud dalam berbagai peninggalan yang masih bisa dilihat hingga kini. Salah satu jejaknya adalah bangunan masjid seperti Masjid Patimburak, atau yang dikenal oleh masyarakat setempat dengan nama Masjid Tua Patimburak. Ada pula masjid lain seperti Masjid Tunasgain di Pulau Tunasgain, Masjid Tubirseram di Pulau Tubirseram.

Beberapa manuskrip juga menjadi bukti adanya penyebaran agama Islam di Papua. Lima buah manuskrip berusia 800 tahun dan berbentuk kitab masih tersimpan di Fakfak. Manuskrip tersebut berupa mushaf Al-Qur’an berukuran 50 cm x 40 cm. Di Monokrawi pun ada manuskrip berbahasa Tidore yang kemudian diterjemahkan ke bahasa Indonesia.

Di luar bukti fisik, terdapat pola Islami yang tercermin dalam kehidupan sosio-kultural yang ada di beberapa wilayah Papua. Misalnya mengawali peristiwa seperti pesta perkawinan, kelahiran, sunatan, pembangunan rumah baru, hingga memasuki rumah baru dengan membaca kitab. 

Selain itu, beberapa kerajaan Islam tercatat pernah hadir di Papua. Jejak-jejak berupa dokumentasi dan lisan mengabadikan sejarahnya. Salah satunya buku Muslim Papua yang ditulis oleh Dhurorudin Mashad. Di dalam buku tersebut, tertulis bahwa kerajaan Islam Papua mendapat pengaruh dari kesultanan Islam yaitu Ternate, Tidore, dan Bacan. Tiga kesultanan ini diketahui menguasai beberapa wilayah Papua. Ternate di Raja Ampat, Sorong, Fakfak, dan Kaimana. Tidore di daerah Biak dan Numfor. Serta Bacan yang berkuasa di di pulau-pulau Waigeol Misool, Waigama, dan Salawati.

Kkami akan memperkenalkan Sahabat kepada beberapa kerajaan yang membawa nilai Islam ke tanah Papua. Menurut catatan, terdapat sembilan kerajaan Islam di sana yang seluruhnya tidak terlepas dari pengaruh tiga kesultanan yang telah disebutkan sebelumnya; Ternate, Tidore, dan Bacan. Berikut sembilan kerajaan tersebut.

1.Kerajaan Waigeo

Sesuai namanya, kerajaan Islam ini berada di pulau Waigeo, Raja Ampat. Sejak abad ke-16, daerah ini menjadi pusat kekuasaan Kerajaan Waigeo. Keberadaan kerajaan ini erat dengan sejarah Raja Ampat.

2.Kerajaan Misool

Masih sama seperti kerajaan Waigeo, kerajaan Islam yang satu ini juga berada di wilayah Raja Ampat. Tepatnya, di pulau Misool. Tak ada catatan yang dengan jelas menjelaskan kapan Islam masuk ke wilayah ini. Kendati demikian, diketahui bahwa pengaruh Islam terhadap kerjaan ini datang dari Kerajaan Ternate dan Tidore.

(Raja Ampat. Gambar: Unsplash/Ridho Ibrahim)

3.Kerajaan Salawati

Masih berada di wilayah Raja Ampat, Kerajaan Salawati memiliki pusat yang berbatasan dengan Kerajaan Misool, yaitu Samate. Kerajaan Islam tersebut memiliki seorang tokoh yang cukup terkenal bernama Muhammad Aminudin. Tokoh yang merupakan adik kandung Raja Salawati itu diketahui amat menentang penjajahan yang dilakukan oleh Belanda.

4.Kerajaan Sailolof

Di selatan Salawati, tepatnya Desa Sailolog, Raja Ampat berdiri Kerajaan Sailolof. Kerajaan Islam itu memiliki istilah dalam sistem pemerintahannya yaitu Fun Kalana. Fun Kalana merupakan gelar tradisional yang digunakan dalam Kerajaan Sailolof, perannya dibantu oleh staf istana.

Baca juga: Mengenal Suku Korowai Papua yang Tinggal di Rumah Pohon Setinggi 15 Meter

5.Kerajaan Fatagar

Beralih dari Raja Ampat ke Kabupaten Fakfak. Di sana terdapat kerajaan Islam Papua yang bernama Fatagar. Keberadaannya menjadi salah satu dari tiga kerajaan tradisional yang terdapat di Semenanjung Onin. Kehadiran kerajaan ini tidak terlepas dari pengaruh salah satu dari tiga kesultanan yang sudah disebutkan di atas, yaitu Kesultanan Tidore.

(Masjid Tua Patimburak, Fakfak. Gambar: kuakokas.com)

6.Kerajaan Rumbati

Serupa dengan Kerajaan Fatagar, Kerajaan Rumbati juga merupakan bagian dari kerajaan tradisional yang terletak di Semenanjung Onin. Kerajaan Islam di Papua yang satu ini memiliki satu nama raja yang terkenal yaitu Raja Patipi. Raja Patipi memerintah pada dinasti kedua dan senantiasa mengenalkan agama Islam kepada masyarakat Kerajaan Rumbati. 

7.Kerajaan Kowiai/Namatota

Kerajaan selanjutnya berada di Kabupaten Kaimana, Papua Barat. Raja yang pertama memerintah kerajaan Islam ini bernama Ulan Tua. Kepemimpinannya kemudian diteruskan oleh Raja Lamatora yang banyak menyebarkan agama Islam, bahkan sampai ke wilayah Kokas.

8.Kerajaan Aiduma dan Kaimana

Dua kerajaan terakhir adalah Kerajaan Aiduma dan Kerajaan Kaimana. Sayangnya, catatan sejarah untuk kedua kerajaan Islam di Papua ini tidak diketahui. Oleh karena itu, tidak ada informasi lebih jauh pula mengenai dua kerajaan tersebut

Benar, ‘kan, Sahabat? Meski jarang sekali dibahas bila dibandingkan dengan kerajaan Islam di pulau lainnya, tidak berarti di Papua tidak ada jejak kerajaan Islam sama sekali. Nyatanya, beberapa bukti telah menjadi jejak keberadaan kerajaan Islam di sana.

Bagaimana? Menarik, Sahabat? Kami akan terus menghadirkan artikel menarik untuk Sahabat, mengenai daerah pedalaman, kesehatan, hingga sejarah. Nantikan terus ya, Sahabat.

Baca juga: Selain Koteka, Kenali Pakaian Adat Papua Lain yang Memiliki Ciri Khas

Referensi:
https://kumparan.com/berita-update/mengenal-sejarah-kerajaan-kerajaan-islam-di-papua-1wpxuvKW0Qh/full
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/09/01/jejak-kerajaan-islam-di-tanah-papua
https://adjar.grid.id/read/543728213/kerajaan-kerajaan-islam-di-papua?page=all