Inspiratif Kisah Pedalaman

Selain Koteka, Kenali Pakaian Adat Papua Lain yang Memiliki Ciri Khas

baju adat papua

Lebih dari 1.340 suku tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Masing-masing memiliki budaya yang dijunjung, membuat Indonesia terlihat begitu kaya.

Salah satu hasil budaya yang nyata adalah pakaian adat. Tiap pakaian adat punya makna dan filosofi, mencerminkan nilai-nilai yang dihormati oleh suku tertentu.

Jawa punya kebaya, Sumatera Utara punya ulos, Banten punya pangsi, Sulawesi Selatan punya baju bodo. Kalau Papua, nama koteka mungkin akan langsung terlintas di pikiran Sahabat.

Koteka adalah pakaian adat yang terbuat dari kulit labu air. Bentuk pakaian ini panjang dengan ujung seperti kerucut, serta diberi bulu ayam hutan atau bulu burung pula di bagian ujungnya. Tak lupa, biasanya dilengkapi dengan tali untuk diikatkan di pinggang pemakainya.

Pakaian ini hanya digunakan untuk menutup bagian kemaluan laki-laki. Ukuran koteka biasanya disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilakukan oleh pemakainya.

Secara perlahan, koteka mulai dibatasi penggunaannya. Di tempat-tempat umum seperti kantor, sekolah, terminal, ruang sidang, koteka tidak boleh digunakan. Namun, di wilayah pegunungan seperti Wamena, koteka masih sering dijumpai.

Tahukah Sahabat, serupa dengan rumah adat yang bermacam-macam, Papua juga memiliki pakaian adat yang lain. Kami akan mengajak Sahabat untuk mengenali pakaian adat Papua yang lain. Simak di bawah ini ya, Sahabat!

1.Baju Kurung

(Gambar: Gramedia Blog)

Kalau koteka adalah pakaian adat untuk laki-laki, maka perempuan punya pakaian khusus sendiri bernama baju kurung, Sahabat. Baju ini sudah mendapat pengaruh dari budaya luar, ditandai dengan penggunaan bahan berupa kain beludru

Baju kurung banyak digunakan oleh perempuan di Manokwari dan beberapa perempuan dari wilayah Papua Barat untuk menghadiri acara adat. Pemakaiannya biasa dipadukan dengan rok rumbai dan beragam aksesoris. 

Aksesoris yang lazim dipakai adalah gelang atau kalung dari tulang, dan penutup kepala dari bulu burung kasuari. Hal itu untuk menimbulkan kesan elegan pada pemakainya.

2.Rok Rumbai

(Gambar:Museumnusantara)

Seperti yang sudah disebut sebelumnya, rok rumbai adalah pakaian bagian bawah yang biasa dipasangkan bersama dengan baju kurung. Rok rumbai ini terbuat dari daun sagu kering yang dianyam membentuk rok. 

Suku yang masih menggunakan rok rumbai di antaranya adalah Yappen, Sentani, Enjros, Nafri, Biak Numfor, dan Tobati. Tidak hanya wanitanya, di beberapa kesempatan seperti acara adat juga para pria akan mengenakan rok rumbai ini, lho.

Tapi, ada sedikit perbedaan aturan penggunaan rok rumbai antara laki-laki dan perempuan, Sahabat. Jika pria mengenakan rok rumbai, maka ia tidak akan memakai baju kurung di bagian atasnya. Sementara jika prianya hanya mengenakan koteka, maka wanitanya akan menggunakan rok rumbai tanpa baju kurung. Para wanita hanya akan menyamarkan tubuh bagian atasnya dengan tato bergambar flora dan fauna dari bahan alami.

3.Baju Kain Rumput

(Gambar: Detiktravel)

Sama seperti baju kurung, pakaian ini juga dikatakan sudah mendapat pengaruh budaya luar. Baju kain rumput ini bisa dipakai oleh laki-laki maupun perempuan.

Proses pembuatannya cukup unik, Sahabat. Daun sagu yang diambil dan dikeringkan direndam terlebih dahulu. Yang diambil pun bukan sembarang daun sagu, daun yang akan digunakan harus diambil saat air laut sedang pasang.

Setelahnya, daun sagu tersebut dianyam dengan menggunakan alat berupa kayu sepanjang satu meter. Kayu tersebut untuk mengaitkan ujung tali dari rumput yang sebelumnya sudah dikeringkan dan dipilin menjadi satu.

Baca juga : Faktor Penyebab Banyaknya Kasus Gizi Buruk di Papua

4.Pakaian Sali

(Gambar: beritapapua)

Jika sebelumnya perbedaan pakaian berdasarkan jenis kelamin, maka yang ini didasarkan pada status perkawinan. Namanya pakaian Sali, pakaian adat yang hanya boleh digunakan oleh perempuan yang masih gadis alias belum menikah.

Keunikan lainnya, pakaian ini tidak dibuat dari daun sagu seperti pakaian adat yang lain. Sali dibuat dari kulit pohon. Tak sembarangan, kulit pohon yang digunakan haruslah memiliki warna cokelat supaya terlihat sempurna dan menarik saat dipakai.

Cara pemakaiannya adalah dengan dililitkan ke bagian tubuh perempuan. Biasanya, bagian dalam dibuat lebih panjang daripada bagian luar.

5.Pakaian Adat Yokal

(Gambar: Cleanipedia.com)

Ada pakaian untuk gadis, ada pula pakaian untuk perempuan yang sudah menikah. Perempuan yang sudah menikah bisa menggunakan pakaian adat bernama Yokal. Sahabat bisa menemukan wanita yang memakai Yokal bila berkunjung ke daerah Papua Barat.

Sama seperti Sali, pakaian ini juga dibuat dari kulit pohon. Biasanya yang dipilih adalah yang berwarna cokelat tanah atau kemerahan. Katanya, warna itu dipilih karena menggambarkan kedekatan masyarakat Papua dengan alam. Cara pakainya pun sama dengan Sali yaitu dililitkan di tubuh wanita. 

6.Hiasan dan Aksesoris

(Gambar: Asso Myron di Unsplash)

Selain pakaian adat, masyarakat Papua juga senang menggunakan hiasan dan aksesoris. Tato adalah salah satunya.

Bagi mereka, tato dibuat untuk menutupi tubuh bagian atas mereka. Dalam pernikahan, pengantin pria menggunakan tato untuk menunjukkan ketampanan dan keperkasaan. Biasanya, berupa motif buaya, ular, burung kasuari, atau ikan gergaji. Sementara pengantin wanita akan mengenakan tato bermotif burung cenderawasih, belut, atau ikan sembilang untuk menambah kecantikan mereka. 

Masyarakat Papua membuat tato dengan bahan-bahan alami. Mereka menggunakan arang berbahan kayu serta getah pohon. Lantas, untuk menggambar tato di permukaan tubuh, mereka memanfaatkan duri sagu atau tulang. Menarik ya, Sahabat.

Aksesoris lain yang biasa mereka kenakan adalah hiasan rumbai kepala dari bulu burung kasuari berwarna putih/kuning, tas anyaman bernama noken, serta gigi babi atau anjing.

Bagaimana, Sahabat? Menarik, ‘kan, pakaian-pakaian adat dari Papua? Pakaian-pakaian adat ini menjadi bagian dari keragaman budaya di Indonesia yang harus senantiasa dilindungi. Dengan membaca dan mencari tahu, kita sudah ikut andil dalam melestarikan budaya tersebut.

Masih banyak hal-hal menarik dari pedalaman yang perlu diselami. Nantikan artikel-artikel lain dari kami ya, Sahabat!

Referensi:
https://www.gramedia.com/literasi/pakaian-adat-papua/
https://berita.99.co/pakaian-adat-papua/
https://papua.inews.id/berita/pakaian-adat-papua-simak-ciri-khas-dan-keunikannya
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6237514/daftar-terbaru-37-pakaian-adat-indonesia-aceh-hingga-papua
https://kids.grid.id/read/472944281/5-pakaian-adat-papua-jenis-dan-keunikannya-yang-menjadi-daya-tarik?page=all