Pendidikan

Masalah Pendidikan di Indonesia yang Belum Terselesaikan

masalah pendidikan di indonesia

Pendidikan menjadi salah satu sektor yang sangat butuh perhatian dari pemerintah. Pendidikan yang baik akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sayangnya, Indonesia masih memiliki banyak masalah di bidang pendidikan. Berbagai tantangan menghadang di dunia pendidikan Indonesia, baik dari sisi pengajar, siswa, hingga pemerintah.

Melalui artikel kali ini, kami akan mengajak Sahabat menyelami kondisi pendidikan di Indonesia dan berbagai masalah yang membayanginya. Dengan demikian, kita akan memiliki pandangan yang lebih utuh mengenai wujud sektor pendidikan di negara kita ini.

Mari langsung saja kita masuk ke pembahasannya ya, Sahabat!

Anggaran Pendidikan

(Gambar: Unsplash/Mufid Majnun)

Dalam pasal 31 ayat 4 UUD 1945 tertuang anggaran yang harus disediakan pemerintah dalam bidang pendidikan. Pasal tersebut mengamanatkan agar pemerintah memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN serta sekurang-kurangnya 20% dari APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.

Sejak tahun 2009, pemerintah sudah mengalokasikan 20% dari APBN untuk anggaran pendidikan. Bahkan, Kementerian Keuangan menyebut alokasi dana pendidikan di APBN setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Pada APBN 2022, sebanyak Rp574, 9 triliun dialokasikan untuk anggaran pendidikan. Sementara pada APBN 2023, pemerintah menetapkan anggaran pendidikan sebesar Rp612,2 triliun. Dengan besarnya anggaran pendidikan dari pemerintah, Indonesia dinobatkan menjadi salah satu negara yang memiliki belanja publik untuk pendidikan terbesar di Asia, lho.

Anggaran yang disediakan mungkin sudah cukup besar. Hanya saja, pengalokasian dana tersebut masih belum terlalu merata. Sehingga masih banyak pihak yang pendidikannya belum terjamin.

Mahalnya Biaya Pendidikan

(Gambar: Freepik)

Masih berkaitan dengan biaya, biaya pendidikan yang mahal juga menjadi masalah pendidikan yang masih belum terselesaikan. Sekalipun pemerintah telah mengadakan beberapa program pendidikan gratis, namun sebarannya masih belum merata dan masih banyak kebutuhan pendidikan yang harus dibayarkan di luar biaya sekolah.

Contohnya, di pedalaman Provinsi Papua dan Papua Barat. Biaya untuk pengadaan dan pemeliharaan fasilitas, serta sarana dan prasarana pendidikan lebih mahal dibandingkan daerah lain. Menurut catatan Badan Pusat Statistik, rata-rata biaya pendidikan tingkat sekolah dasar atau SD di Papua Barat adalah Rp4,86 juta per tahun. Padahal, rata-rata biaya pendidikan SD di Indonesia berkisar pada Rp3,24 juta per tahun.

Bahan Belajar Minim

(Gambar: Unsplash/Bianca Naira)

Masalah pendidikan yang satu ini tidak kalah serius, Sahabat. Terbatasnya bahan pembelajaran seperti buku pelajaran akan membuat pendidikan menjadi terhambat. Daerah-daerah pelosok misalnya, pendidik dan siswa sulit menerima buku yang menjadi bahan belajar karena sulitnya akses untuk mengantarkan buku tersebut ke daerah mereka.

Pemerintah perlu menaruh perhatian untuk masalah ini. Penyediaan bahan pembelajaran sebanyak mungkin dibarengi dengan mencari solusi untuk mengirim buku ke sekolah-sekolah di pelosok menjadi tugas yang harus ditunaikan oleh pemerintah.

Bukan hanya secara kuantitas, pemerintah juga perlu memperhatikan kualitas dari bahan ajar yang tersedia. Jangan sampai, buku yang sampai dan digunakan oleh sekolah di daerah pelosok masih menggunakan kurikulum lama yang sudah tidak lagi digunakan. Dengan demikian, proses pembelajaran akan menjadi lebih optimal.

Kurangnya Sarana Prasarana Pendidikan

(Gambar: Unsplash/Edwin Petrus)

Tidak tersedianya sarana prasarana pendidikan yang memadai juga menjadi salah satu masalah pendidikan yang belum bisa teratasi dengan baik. Apalagi, di sekolah-sekolah yang terdapat jauh di pedesaan, pelosok, dan pedalaman.

Di daerah-daerah terpencil tersebut, masih ada saja anak-anak yang harus belajar di sebuah bangunan darurat. Yang lebih memprihatinkan lagi, ada pula anak-anak yang harus belajar hanya di tanah lapang tanpa ruang kelas untuk bernaung. Padahal sarana dan prasarana pendidikan dapat menunjang kelancaran pendidikan.

Rendahnya Minat Belajar

(Gambar: Freepik/jcomp)

Tidak bisa dipungkiri, masih banyak orangtua yang tidak mengutamakan pendidikan untuk anak-anaknya. Beberapa dari mereka lebih senang apabila sang anak membantu mereka bekerja entah di sawah atau di ladang. Ada pula anak-anak yang dibiarkan menikah dini. Kasus ini banyak terjadi di pedalaman, dan secara nyata menunjukkan rendahnya minat belajar anak-anak Indonesia.

Selain itu, Indonesia juga memiliki tingkat literasi yang cukup rendah. Bahkan, pada tahun 2016 lalu UNESCO menyatakan tingkat literasi Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara yang disurveinya. Data tersebut memperlihatkan betapa rendah minat dan motivasi belajar di Indonesia.

Baca juga : Apa Perbedaan antara TPQ dan TPA? Berikut Penjelasan Istilahnya

Minimnya Jumlah Pengajar

(Gambar: Freepik)

Selain biaya pendidikan dan bahan ajar yang belum merata, sebaran pengajar atau guru yang tersedia juga masih belum merata. Masalah pendidikan yang satu ini umumnya terjadi di daerah pedalaman.

Minat menjadi pendidik di daerah pedalaman bisa dibilang cukup rendah. Biasanya, sulitnya akses transportasi dan kebutuhan baik pribadi maupun pendidikan menjadi alasan utama. Mungkin masih ada sejumlah pendidik yang masih ingin mengajar di tempat-tempat terpencil dan pedalaman, namun jumlahnya tidak banyak.

Banyak Kekerasan dan Pungli

(Gambar: Freepik/rawpixel.com)

Terakhir, masalah pendidikan yang sampai sekarang masih belum teratasi adalah maraknya kekerasan dan pungutan liar atau pungli di lingkungan pendidikan. Rasanya tidak sekali dua kali, Sahabat, kita mendengar kisah penganiayaan di sekolah. Mulai dari kasus kekerasan fisik, verbal, hingga seksual. Pelaku dan korbannya beragam. Baik guru, siswa, hingga staf sekolah yang lain memiliki peluang yang sama untuk menjadi pelaku dan korban kekerasan.

Belum lagi pungutan liar yang masih merajalela. Terutama terjadi di lingkungan sekolah negeri yang memang seharusnya gratis.

Jika ingin diurai kembali, sebenarnya masih banyak masalah pendidikan Indonesia yang perlu diketahui dan diatasi. Berbagai permasalahan ini cukup kompleks sehingga upaya penanganannya perlu bertahap dan dalam jangka panjang. Semoga kualitas pendidikan di Indonesia bisa terus meningkat dari tahun ke tahun ya, Sahabat.

Sekian artikel mengenai masalah pendidikan di Indonesia. Jangan lupa untuk terus menyimak artikel-artikel menarik yang akan kami hadirkan di sini, Sahabat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Baca juga : Selain Koteka, Kenali Pakaian Adat Papua Lain yang Memiliki Ciri Khas

Referensi:
https://posi.id/5-masalah-pendidikan-di-indonesia-hingga-saat-ini/
https://www.gatra.com/news-560126-kolom-masalah-dan-solusi–pendidikan-di-era-globalisasi.html
https://republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/17/05/03/opchjr354-ini-tujuh-masalah-pendidikan-di-indonesia-menurut-jppi
https://kumparan.com/zain-fuad-hariri/berbagai-masalah-pendidikan-di-daerah-pedalaman-1zQrysOO3gU/full