Pendidikan

Hutan Kalimantan yang Menjadi Paru-Paru Dunia Mengalami Deforestasi dengan Cepat

hutan kalimantan

Sahabat, pasti pernah mendengar istilah paru-paru dunia yang disematkan pada hutan Kalimantan, kan? 

Sebutan paru-paru dunia itu diberikan pada kawasan hutan hujan yang berperan sebagai penyerap emisi karbon terbesar di dunia. Tidak tanggung-tanggung, jumlah yang bisa diserap oleh hutan adalah 2,6 miliar ton karbon dioksida atau setara dengan sepertiga jumlah karbon yang dilepaskan akibat pembakaran bahan bakar fosil.

Hutan Kalimantan menjadi salah satu wilayah yang ditetapkan sebagai paru-paru dunia karena luasnya. Selain hutan Kalimantan, sebutan paru-paru dunia juga diberikan kepada Brasil yang 40% hutan Amazon berada di wilayahnya, dan Kongo yang 60% wilayahnya terdiri atas hutan hujan.

Sayangnya, Sahabat, meski memiliki fungsi yang penting terhadap kelangsungan hidup manusia, hutan-hutan ini tidak terhindar dari ancaman. Tak terkecuali hutan Kalimantan yang wilayahnya terus mengalami deforestasi.

Melalui artikel ini, kami akan mengajak Sahabat menilik kondisi dan fenomena deforestasi yang terjadi di hutan Kalimantan. Yuk simak, Sahabat.

Kondisi hutan Kalimantan

Hamparan hutan Kalimantan tidak terlepas dari jangkauan tangan-tangan jahat manusia. 

Dalam artikel yang diunggah Mongabay, digambarkan bagaimana tepian hutan Kalimantan Barat masih terlihat hijau dengan barisan pohon yang menutupi di sana sini. Akan tetapi, begitu melangkahkan kaki lebih jauh ke dalam, akan tampak bahwa sudah banyak wilayah yang hanya dihiasi oleh pohon-pohon nan gundul.

hutan kalimantan
(Pepohonan gundul di hutan Kalimantan. Gambar: ANTARA FOTO/Fiqman Sunandar)

Pada tahun 2021 lalu, Greenpeace Indonesia menyebut bahwa dalam kurun waktu 2001-2020 hutan yang hilang di Kalimantan mencapai 4.089.132,8 hektar. Angka tersebut diambil dari data primary humid tropical forest (hutan primer tropis basah) yang dikeluarkan oleh University of Maryland (UMD). Hutan Kalimantan dan Sumatera menjadi dua pulau dengan tingkat deforestasi lebih tinggi dibanding pulau lainnya.

Data lain yang dirilis oleh Global Forest Watch memberi gambaran yang lebih spesifik pada hutan di Kalimantan Barat. Selama dua dekade terakhir yaitu 2002-2020, Kalimantan Barat kehilangan seluas 1,25 juta hektar hutan primernya. 

Sebagai informasi, Sahabat, Kalimantan Barat memiliki 6,88 juta hektar hutan primer, sekitar 47% dari total luas wilayah14,9 juta hektar. Selama tahun 2020 saja, Kalimantan Barat telah kehilangan 32.000 hektar hutan primer yang setara dengan 23 juta ton emisi karbon dioksida.

Lebih lanjut, analisis data menunjukkan empat wilayah di Kalimantan Barat yang bertanggungjawab atas hilangnya 57% tutupan pohon sepanjang 2001-2020. Daerah-daerah itu adalah kabupaten Ketapang yang kehilangan 816.000 hektar, lalu Sintang sebanyak 516.000 hektar, disusul Sanggau 414.000 hektar, dan terakhir adalah Kapuas Hulu seluas 308.000 hektar.

Miris sekali ya, Sahabat. 

Deforestasi dan Penyebabnya

kebun sawit
(Kebun sawit di Kalimantan. Gambar: Pixabay/Darwis Alwan)

Seperti yang sudah disebutkan di atas, hilangnya jutaan hektar wilayah hutan Kalimantan disebabkan karena adanya deforestasi. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendefinisikan deforestasi sebagai kehilangan pada tujuh kelas hutan berdasarkan pada peta tutupan lahan kementerian ini. 

Sementara Global Forest Watch memperjelas lagi bahwa kehilangan tutupan pohon tidak sama dengan deforestasi. Kehilangan tutupan pohon bisa disebabkan karena aktivitas manusia atau bencana alam. Aktivitas manusia yang dimaksud seperti penebangan kayu atau deforestasi, yaitu alihguna hutan alam untuk penggunaan lahan lain. Sedangkan kehilangan tutupan pohon yang disebabkan oleh bencana adalah wabah penyakit atau badai. Kebakaran hutan juga merupakan penyebab kehilangan tutupan pohon secara alami maupun karena kegiatan manusia.

Dalam Focus Group Discussion (FGD) yang difasilitasi oleh Kementerian Kehutanan, disebutkan beberapa kegiatan yang menyebabkan deforestasi pada hutan di Kalimantan Timur. Kegiatan tersebut di antaranya konversi hutan alam menjadi areal kebun kelapa sawit, kebun karet, hutan tanaman industri, serta tambang.

Kegiatan lain yang termasuk ke dalam penyebab deforestasi adalah peladangan berpindah, pembalakan liar, pembakaran hutan, pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum dan sosial, tambak, perumahan/pengembang, serta transmigrasi.

Dampak Deforestasi

Tidak hanya berdampak pada penyerapan emisi yang terganggu sehingga mengakibatkan perubahan iklim, deforestasi pada hutan Kalimantan juga menghasilkan dampak lain.

Kepala Kampanye Hutan Global Greenpeace Indonesia Kiki Taufik menyatakan, luas deforestasi itu berbanding lurus dengan bencana hidrometeorologi yang terjadi di Kalimantan dan Sumatera karena daerah tanggapan air (DTA) sudah rusak. 

Kalimantan menjadi lebih rentan terhadap terjangan banjir yang terjadi hingga berbulan-bulan saat musim hujan, seperti yang terjadi di Sintang, Kalimantan Barat. Ketika musim kemarau pun, hutan Kalimantan rentan terhadap ancaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Banyak akademisi dan LSM lingkungan yang menilai bencana-bencana itu benar terjadi akibat maraknya deforestasi.

Dalam kunjungan ke Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, yang ditayangkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Rabu, 8 Desember 2021 pun Presiden Jokowi sempat mengakui kerusakan lingkungan yang terjadi di sekitar sungai dan hutan Kalimantan adalah akibat aktivitas pertambangan dan perkebunan.

deforestasi
(Aktivitas pertambangan di Kalimantan. Gambar: Unsplash/Dominik Vanyi)

Menyedihkan, ya, Sahabat. Kehadiran hamparan hutan yang luas justru malah diperlakukan sewenang-wenang oleh manusia. Padahal, jika nanti hutan Kalimantan sampai benar-benar hilang atau hanya tersisa sedikit yang masih terjaga, manusia juga yang akan merasakan akibatnya.

Semoga pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan berbagai lembaga riset yang ada bisa menyelamatkan hutan Kalimantan kita yang berharga, ya. Kita pun harus menghindarkan diri dari segala jenis kegiatan yang dapat merusak hutan.

Sahabat, selain hutan Kalimantan, masih banyak bahasan menarik mengenai kehidupan di pedalaman. Nantikan artikel-artikel lainnya di sini, ya!

Baca juga : Kondisi Geografis Pulau Papua dan Maluku

Referensi:
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20211105180906-113-717321/3-negara-paru-paru-dunia-brasil-hingga-ri/2
https://www.mongabay.co.id/2021/10/31/dua-dekade-terakhir-kalimantan-barat-kehilangan-125-juta-hektar-hutan/
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20211210180734-20-732641/greenpeace-sebut-deforestasi-kalimantan-sumatera-capai-4-juta-hektare