Inspiratif

Mendagri Resmikan Tiga Provinsi Baru di Papua, Kini Ada 37 Provinsi di Indonesia

mendagri resmikan tiga provinsi baru di papua

Papua adalah pulau terbesar di Indonesia. Bahkan, Papua disebut sebagai pulau terluas kedua di dunia setelah Greenland. Sebelumnya Papua hanya terbagi menjadi dua provinsi yaitu Papua dan Papua Barat. Pertimbangan mengenai pembangunan dan akses masyarakat menjadi dasar dilakukannya pemekaran. 

Tiga provinsi baru, tiga pemimpin baru, tiga harapan baru.

Hari Jumat 11 November 2022 menjadi hari di mana sejarah baru terlukis di Indonesia. Provinsi yang semula berjumlah 34, bertambah 3 provinsi baru. Papua Tengah, Papua Selatan, dan Papua Pegunungan. Ketiga provinsi diresmikan bersamaan dengan pelantikan tiga penjabat gubernur untuk menjadi pemimpin sementara tiga provinsi tersebut.

Melalui tulisan ini, kami ingin mengajak Sahabat untuk mengenal lebih jauh tiga provinsi baru di Papua. Berikut, kami merangkum beberapa faktanya. Simak, yuk, Sahabat.

Papua Selatan

Papua Selatan terdiri atas 4 kabupaten yaitu Kabupaten Asmat, Merauke, Mappi, dan Boven Digoel. Awalnya, Kabupaten Pegunungan Bintang pun akan dimasukkan ke dalam wilayah Papua Selatan. Hanya saja, karena jarak yang lebih dekat dengan kota Jayapura, maka kabupaten tersebut mengundurkan diri.

Ada sedikit sejarah yang menarik sekaligus mengerikan untuk disimak nih, Sahabat. Dulunya, selain suku Asmat, wilayah rawa Papua Selatan juga menjadi tempat tinggal suku Marind. Suku ini terkenal karena memiliki tradisi mengayau atau memburu kepala. 

Tradisi tersebut baru bisa diredam setelah pasukan Belanda mendirikan pos militer di sana untuk memperkuat perbatasan sekaligus menghentikan tradisi tersebut. Menyeramkan ya, Sahabat.

Selain kisah itu, ada pula cerita tentang Boven Digoel (hulu sungai Digul) yang dijadikan kamp penahanan bernama Tanah Merah. Pemilihan lokasi tersebut dikarenakan tahanan tidak akan bisa melarikan diri dari hutan lebat, sungai ganas, serta wabah malaria yang merajalela di sana. Beberapa tokoh nasional yang pernah ditahan di kamp itu adalah Moh. Hatta dan Sutan Sjahrir.

(Gambar: Dokumentasi ombudsman.go.id)

Di luar sejarah itu, terdapat juga festival suku Asmat yang cukup terkenal. Festival tersebut bernama Festival Asmat Pokmann yang tahun ini diselenggarakan pada tanggal 7 Oktober 2022 hingga 12 Oktober 2022. Festival ini menampilkan karnaval seni lintas budaya, tarian massal, pentas seni tari dan musik, pameran ukiran dan anyaman, serta masih banyak lagi.

Papua Tengah

Provinsi Papua Tengah terdiri atas 8 kabupaten, yaitu Kabupaten Nabire, Puncak Jaya, Paniai, Mimika, Puncak, Dogiyai, Intan Jaya, dan Deiyai. Kabupaten Nabire menjadi ibukota provinsi ini.

Daerah Papua Tengah memiliki nama wilayah adat Mee Pago. Suku Mee menjadi suku yang paling banyak menghuni wilayah ini. Selain suku Mee, terdapat juga suku lain seperti suku Dani, Moni, Nduga, dan Damal.

(Gambar perempuan suku Mee oleh Jajang Pict’s di Wikimedia Commons)

Berbicara tentang suku Mee, menarik untuk mengetahui cara pandang mereka terhadap dunia. Suku ini percaya bahwa dunia diciptakan oleh Ugatame. Dunia yang diciptakan oleh Ugatame terdiri dari 5 unsur yaitu roh, manusia, binatang, tumbuhan, dan benda-benda tak berjiwa.

Di provinsi ini juga terdapat gunung tertinggi di Indonesia yaitu Puncak Jaya yang memiliki ketinggian 4.884 mdpl dan dikelilingi dengan gletser di sekitarnya. Selain itu, terdapat pula Danau Paniai, Danau Tigi, dan Danau Tage yang menjadi daya tarik wisatawan apabila berkunjung ke provinsi ini. Wisatawan dapat memancing ikan air tawar dan udang selingkuh di danau tersebut.

Papua Pegunungan

Terakhir adalah provinsi Papua Pegunungan. Sama seperti Papua Tengah, provinsi ini terdiri atas 8 kabupaten. Delapan kabupaten yang dimaksud adalah Kabupaten Jayawijaya, Pegunungan Bintang, Yahukimo, Tolikara, Mamberamo Tengah, Yalimo, Lanny Jaya, dan Nduga.

Papua Pegunungan mencakup wilayah adat La Pago dan Okmekmin yang dihuni oleh berbagai macam suku. Marinus Yaung, ilmuwan dari Universitas Cendrawasih menggambarkan wilayah provinsi Papua Pegunungan sebagai wilayah yang kurang terkoneksi satu sama lain. Bahkan, terkadang membutuhkan pesawat untuk menempuh perjalanan dari satu distrik ke distrik lainnya, Sahabat.

Yang menarik dari Papua Pegunungan adalah adanya tempat wisata yang terkenal bernama Danau Habema. Bernama asli Yuginopa, danau ini berada di kawasan Pegunungan Jayawijaya dan dijuluki danau di atas awan. Julukan tersebut lahir dari lokasinya yang berada di ketinggian, lebih dari 3.300 meter di atas permukaan laut.

(Gambar oleh Adventure Ideas di Instagram)

Nama Habema sendiri memiliki sejarah. Berasal dari nama perwira Belanda yaitu D. Habema yang mengawali ekspedisi H.A. Lorentz untuk mencapai puncak Gunung Trikora pada tahun 1909. Saat itu, masyarakat lokal lebih banyak menyebut puncak Gunung Trikora dengan nama puncak Ettiakup.

Danau Habema menyuguhkan pemandangan Puncak Wilhelmina atau Puncak Trikora di mana terdapat Salju Khatulistiwa. Sahabat juga bisa melihat hewan endemik Papua seperti burung cenderawasih dan astrapia. Selain itu, terdapat pula anggrek hitam yang langka. Di luar pesonanya yang luar biasa, danau ini juga disebut sebagai danau keramat sumber kesuburan dan kehidupan, lho.

Berbicara tentang sumber kehidupan, masih banyak masyarakat Papua di pedalaman yang mengandalkan alam sebagai sumber makanan mereka. Karena hanya bergantung pada alam, gizi mereka menjadi tak seimbang. Padahal, kekurangan gizi tertentu dapat memberi dampak yang berbahaya, terutama bagi anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Mulai dari tumbuh kembang yang terhambat, hingga kematian.

Yuk, kunjungi mereka di sini. Kita bantu mereka memenuhi asupan gizi yang sesuai agar bisa tumbuh menjadi anak-anak berprestasi.

Baca juga : Daftar Wilayah yang Termasuk Daerah 3T di Indonesia

Referensi:
https://nasional.kompas.com/read/2022/11/11/10032741/mendagri-resmikan-3-provinsi-baru-di-papua
https://news.detik.com/berita/d-6399835/3-provinsi-baru-di-papua-diresmikan-indonesia-punya-37-provinsi
https://www.republika.co.id/berita/rhgjhi436/jokowi-pro-kontra-pemekaran-papua-bentuk-demokrasi