Rilis

Penyaluran Paket Sembako Untuk 4 Pesantren

Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya. Kendati demikian, masih banyak sekali warganya yang kekurangan makanan bergizi, sebagaimana yang dinyatakan dalam data Food and Agricultur Organization (FAO) tahun 2021. Jumlah rata-rata penduduk kurang gizi di Indonesia mencapai 17,7 juta orang dan merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara.

Kondisi ini jelas menjadi ironi bagi Indonesia, negara agraris yang pilihan sumber makanan bergizinya begitu melimpah, tapi masyarakatnya justru tidak bisa menjangkaunya. Banyak dari masyarakat Indonesia yang tidak memiliki akses baik secara ekonomis maupun geografis untuk mendapatkan makanan bergizi.

Keadaan ini juga dialami oleh berbagai pesantren yang ada di pelosok Indonesia. Salah satunya adalah Pondok Pesantren Ghiroh Islam yang berada di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pesantren yang telah berdiri sejak tahun 1996 ini seringkali menghadapi kendala karena tidak adanya bantuan biaya dari pemerintah seperti sekolah-sekolah pada umumnya. Menurut salah satu pengajar pesantren ini, pihak pesantren pun tidak memungut biaya dari para santrinya, kecuali iuran.

Dengan kondisi demikian, maka bisa dibayangkan bukan, Sahabat? Bagaimana sulitnya pihak pesantren mengelola dan mencoba mencukupi kebutuhan para santri mereka. Apalagi, pesantren ini memiliki jumlah santri yang tidak sedikit. “Santri yang MI atau SD sekitar 250, tingkat SMP atau MTS ada 21 orang, tingkat lanjut usia atau ibu-ibu ada 78 orang,” terang Pak Fajrin, pengajar Pondok Pesanten Ghiroh Islam, ketika ditanya mengenai jumlah santri yang ditampung oleh pondok pesantren ini.

Bermodalkan tekad dan keikhlasan para pengajar meski terhalang berbagai keterbatasan, pesantren ini mampu bertahan. 

Kondisi ini tentu menggerakkan hati siapapun yang mengetahuinya untuk mengulurkan tangan demi meringankan beban yang dipikul para pengajar dan santri Pondok Pesantren Ghiroh Islam. Kami, Sahabat Pedalaman, berkolaborasi bersama Benih Baik dan XL Axiata untuk menghadirkan bantuan berupa paket sembako demi memperbaiki asupan gizi mereka.

Paket sembako tersebut berisi berbagai makanan dan minuman yang dibutuhkan untuk pengajar dan santri di pesantren ini, di antaranya beras, gula, mie goreng, mie kuah, teh celup, kopi, susu sachet, sarden, minyak, dan kornet. 

“Saya mewakili Pesantren Ghiroh Islam ingin mengucapkan banyak terima kasih, jazakallahu khairan katsiran kepada pihak-pihak yang sudah memberikan bantuan atau donasi berupa paket sembako ini kepada kami,” ungkap Pak Fajrin usai menerima paket sembako yang kami salurkan.

Tentu bukan hanya Pondok Pesantren Ghiroh Islam yang menghadapi keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan dan gizi santrinya. Oleh karena itu, bantuan ini pun tidak hanya menyasar pesantren tersebut. Dalam penyaluran selama dua hari, yaitu 13-14 Mei 2023, kami juga mengirimkan bantuan untuk Pesantren Thawalib Parabek (Kabupaten Agam, Sumatera Barat), Pondok Pesantren Ushuluddin (Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan), dan Pondok Pesantren Modern Al-Istiqomah Ngatabaru (Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah). 

Harapannya, bantuan paket sembako ini dapat memperbaiki asupan gizi mereka, baik para pengajar maupun santri, dan memberi kelancaran pada proses berbagi dan menuntut ilmu yang tengah mereka jalani. Semoga semakin banyak pula uluran tangan untuk mereka yang terus berjuang bertahan di tengah kondisi kekurangan makanan dan gizi yang layak agar mereka bisa mendapat kehidupan yang lebih baik.

Referensi:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/07/12/17-juta-warga-ri-kurang-gizi-tertinggi-di-asia-tenggara