Pendidikan

Mengenal Merauke, Kota Paling Timur di Indonesia

merauke ntt

Dari Sabang sampai Merauke

Berjajar pulau-pulau

Sambung menyambung menjadi satu

Itulah Indonesia

Sahabat pasti sudah familiar dengan lagu tersebut. Lagu nasional yang menyebutkan dua daerah paling Barat dan Timur di Indonesia. Sabang di Barat, Merauke di Timur.

Sebagai batas paling timur Indonesia, Merauke berbatasan langsung dengan Papua Nugini. Di sana, tepatnya di Distrik Sota dapat ditemukan tugu kembar. Sesuai dengan namanya, ada dua tugu yang sama. Satu di Merauke, satu lagi ada di Sabang. Selain itu, terdapat pula tugu peringatan batas wilayah yang juga berada di Sota. 

Ada sejarah menarik mengenai nama Merauke, Sahabat. Konon, saat dahulu Belanda pertama kali menjejakkan kaki di wilayah Merauke, yaitu di sekitar sungai Maro, mereka bertemu dengan suku Marind, suku asli Merauke. Orang-orang Belanda ini bertanya pada suku Marind mengenai nama wilayah tersebut. Akan tetapi, suku Marind tidak bisa berbahasa Belanda maupun Indonesia. Alhasil, mereka hanya menjawab “Maro ka ehe” yang artinya sungai ini adalah sungai Maro. Sejak saat itu, daerah tersebut diberi nama Maro ka ehe dan lama kelamaan berubah menjadi Merauke.

Meskipun namanya sering dinyanyikan dalam lagu, namun masih banyak yang belum tahu fakta-fakta menarik mengenai Merauke. Nah, berikut akan kami jabarkan agar Sahabat Baik bisa lebih mengenal Merauke.

1.Suku Marind

(Suku Marind di Distrik Okaba. Foto: Abdel Syah/kabarpapua.co)

Seperti yang sudah disebutkan di atas, suku Marind merupakan suku asli di Merauke. Suku Marind banyak tinggal di aliran sungai Buraka, Bian, Eli, Kumbe, dan Maro. Mereka memiliki kepercayaan bahwa hutan adalah keluarga mereka. Bahkan, nama-nama klan dalam suku Marind memiliki hubungan dengan tumbuhan dan hewan di sekitar. Contohnya adalah klan Mahuze yang artinya anak-anak anjing, dan klan Balaigaze yang artinya anak-anak buaya.

Tempat tinggal mereka juga terbilang unik. Rumah mereka dibangun di atas lantai tanah dengan balok kayu kokoh sebagai dinding, sementara atapnya dibuat dari daun ilalang dan nipah. Yang membuat unik adalah seni ukir yang ditampilkan sebagai hiasan pada tiang-tiang bangunannya.

Dulu, suku ini terkenal sebagai suku yang memiliki tradisi mengayau atau berburu kepala. Mengayau dilakukan sebagai ajang uji nyali dan keperkasaan sekaligus untuk menikmati keindahan alam saat menjelajah ke tempat-tempat baru. Selain itu, para ayah memiliki kebanggaan tersendiri apabila memberi anak mereka nama dari nama orang yang mereka penggal kepalanya. 

Menyeramkan, ya, Sahabat. Tenang saja, tradisi ini sudah tidak dilakukan lagi sejak puluhan tahun silam, kok.

2.Kerajinan Kulit Buaya

(Produk kerajinan kulit buaya. Foto: Galih Pradipta/katadata.co)

Jangan kaget dulu, Sahabat. Di Merauke, kerajinan ini legal dan tidak melanggar hukum. Hal ini dikarenakan populasi buaya di Merauke yang memang cukup banyak. Walaupun demikian, perburuan buaya tetap dilakukan dengan pengawasan dari pemerintah.

Kerajinan kulit buaya di Merauke menjadi salah satu industri rumahan unggulan. Bila berkunjung ke Merauke, Sahabat tidak akan kesulitan menjumpai toko yang menjual kerajinan dari kulit buaya. Adapun kerajinan yang biasa dibuat adalah dompet, tas, sepatu, ikat pinggang, hingga tas golf dari kulit buaya yang dijual dengan harga tinggi.

Selain karena bahannya yang dapat dibilang langka dan tidak umum dijual, proses pembuatan kerajinan kulit buaya ini memakan waktu yang cukup lama. Dibutuhkan keterampilan khusus pula dari para pengrajin untuk mengolah kulit buaya menjadi barang yang diinginkan.

3.Taman Nasional Wasur

(Pintu masuk Taman Nasional Wasur. Foto: beritapapua.id)

Mencari tempat wisata di Merauke? Taman Nasional Wasur bisa menjadi pilihan.

Taman nasional ini terbentang di antara 3 distrik yaitu Sota, Merauke, dan Naukenjerai di Kabupaten Merauke. Taman Nasional Wasur menawarkan ekosistem rawa dan sabana. Kondisi alam Merauke memang sedikit berbeda dengan daerah lain di Indonesia, lebih mirip dengan Australia bagian utara.

Di sini, Sahabat bisa menemukan hewan khas Merauke seperti rusa dan kangguru kecil. Selain itu, Sahabat juga bisa melihat berbagai jenis hewan lain seperti burung garuda irian, cenderawasih, dan berbagai jenis reptil.

Baca juga : Daftar Wilayah yang Termasuk Daerah 3T di Indonesia

4.Kota Rusa 

(Rusa timor. Foto: Candra Firmansyah/Wikipedia)

Jika berkunjung ke Merauke, Sahabat mungkin akan sering berjumpa dengan rusa. Hewan yang satu ini memang tersebar di Merauke dalam populasi yang cukup banyak sehingga Merauke disebut sebagai Kota Rusa. Dalam bahasa suku Marind, rusa disebut “saham”.

Menurut sejarah, rusa dibawa masuk ke Merauke oleh orang-orang Belanda. Tercatat, rusa mulai dipelihara di rumah-rumah guru dan pegawai Belanda pada tahun 1928. Saat itu rusa banyak dipelihara karena termasuk ke dalam hewan eksotis.

Setelah itu, jumlah rusa bertambah semakin banyak. Banyaknya jumlah hewan ini juga membuat kuliner khas Merauke berbahan dasar rusa mudah dijumpai. Di Merauke Sahabat akan menemukan sate rusa, abon rusa, dendeng rusa, hingga bakso rusa. Tertarik berwisata kuliner daging rusa di Merauke?

5.Sarang Rayap Musamus

(Musamus. Foto: Barry Kusuma/kompas.com)

Melihat sarang rayap di rumah, mungkin sudah biasa. Tapi kalau sarang rayap setinggi manusia? Sahabat bisa menjumpainya di pedalaman Merauke. 

Namanya Musamus, sarang rayap yang terbuat dari campuran rumput kering, tanah, dan air liur rayap. Diameternya mulai dari 50 centimeter hingga 2 meter, sementara tingginya mulai dari di bawah 1 hingga 5 meter. Koloni rayap biasanya membuat musamus di malam hari, saat makhluk lain sedang terlelap. Sarang ini akan selesai dalam waktu satu hingga dua tahun.

Dari luar, bentuknya tampak seperti stalagmit di dalam gua. Sementara di bagian dalamnya, terdapat rongga-rongga yang menjadi tempat tinggal rayap dan ventilasi untuk menjaga suhu tetap hangat. Dengan demikian, rayap-rayap di dalam musamus dapat bertahan melewati cuaca ekstrim sekalipun.

Menariknya, keberadaan musamus dijadikan filosofi hidup oleh masyarakat Merauke. Ungkapan “Jangan tanya kerjaku, lihat karyaku” sangat populer di sana. Bahkan nama musamus diambil menjadi nama perguruan tinggi di Merauke, Universitas Musamus Merauke.

Sarang rayap yang seperti ini tidak dapat ditemukan di daerah lain di Indonesia, lho. Musamus hanya dapat ditemukan di Kabupaten Merauke dan daerah beriklim panas lain seperti Australia bagian Utara dan sabana Afrika.

Bagaimana? Apakah Sahabat jadi ingin berkunjung ke Merauke? Sudah terbukti, kan, kalau Merauke punya pesonanya sendiri sebagai daerah paling timur di Indonesia.

Masih banyak hal-hal menarik di daerah pedalaman yang jarang diketahui banyak orang. Nantikan dalam artikel-artikel selanjutnya, ya.

Referensi:

https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4522932/6-fakta-menarik-tentang-merauke-dari-kota-rusa-hingga-papeda
https://phinemo.com/pengalaman-langka-wisata-merauke/
https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/merauke-kota-cantik-di-ujung-timur-indonesia/
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2021/10/13/musamus-karya-alam-yang-jadi-filosofi-hidup-masyarakat-mrauke