Ekonomi

Kelaparan di Indonesia Tinggi, Berikut Penyebab dan Upaya Pencegahannya

kelaparan di indonesia

Kelaparan merupakan salah satu masalah yang masih menghantui Indonesia. Meskipun tak berada di tingkat yang sangat mengkhawatirkan, masalah kelaparan tetap harus menjadi perhatian para pemegang jabatan di negara ini.

Indonesia menempati urutan ke-77 dari 121 negara dalam laporan Global Hunger Index (GHI) tahun 2022. Indonesia tercatat memiliki tingkat kelaparan yang moderat dengan skor 17,9. Sebagai informasi, tingkat kelaparan dibagi menjadi 5 kategori yaitu kelaparan rendah (<9,9 poin), moderat (10-19,9 poin), serius (20-34,9), mengkhawatirkan (35-49,9), dan sangat mengkhawatirkan (>50). 

Laporan GHI tahun 2022 tersebut menggambarkan tingkat kelaparan di Indonesia selama tahun 2017-2021. Skor tersebut sebenarnya sudah menurun dibanding data tahun 2014 yang memiliki skor 22,2 di mana kelaparan masih berada di level serius. 

Sebelumnya, skor kelaparan tertinggi di Indonesia tercatat hingga menyentuh skor 29,1 pada data tahun 2007. Pada saat itu, dilaporkan sebanyak lebih dari 19 juta penduduk di Indonesia mengalami kekurangan gizi. Sementara 2-3 dari 100 anak tercatat meninggal dunia sebelum usianya mencapai 5 tahun. 

Penurunan indeks kelaparan di Indonesia apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya terjadi karena adanya penurunan proporsi penduduk yang kurang gizi, prevalensi balita stunting, dan angka kematian balita secara nasional. Kendati demikian, prevalensi balita kurus tetap menunjukkan peningkatan.

Indeks kelaparan negara kita memang terus menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun, Sahabat. Namun, nyatanya di antara negara-negara ASEAN, tingkat kelaparan di Indonesia masih menempati peringkat kedua. Skor 17,9 yang diperoleh Indonesia berada persis di bawah Laos yang mendapat skor 19,2. Sementara di bawah Indonesia terdapat Kamboja (17,1), Myanmar (15,6), Malaysia (12,5), Thailand (12), dan Vietnam (11,9).

Lantas, mengapa bisa muncul fenomena kelaparan di Indonesia?

(Gambar: Pixabay/Kasun Chamara)

Nyatanya, kelaparan merupakan masalah yang cukup kompleks. Kelaparan terjadi bukan hanya karena tidak bisa memperoleh makanan. Kelaparan disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya kemiskinan. Menurut data, jumlah penduduk yang menderita kemiskinan ekstrem di Indonesia mencapai 5,98 juta orang. Kemiskinan ekstrem merupakan kondisi di mana seseorang tak mampu memenuhi kebutuhan primernya yang mencakup makan, air minum, kesehatan, sanitasi, pendidikan, dan tempat tinggal.

Sementara itu, jumlah kemiskinan secara umum menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2022 adalah 26,36 juta orang. Jumlah ini menunjukkan peningkatan tipis apabila dibandingkan data Maret 2022 yaitu 26,16 juta orang.

Selain kemiskinan, terdapat faktor lain yang menjadi penyebab kelaparan, seperti sistem pemerintahan yang tidak stabil, penggunaan Iingkungan yang melebihi kapasitas, adanya diskriminasi dan ketidakberdayaan pada anak-anak, wanita, serta lansia.

Ada pula faktor seperti subsidi pangan yang terbatas, naiknya harga-harga pangan, penurunan pendapatan ril, serta tingginya tingkat pengangguran yang juga memengaruhi fenomena kelaparan di Indonesia.

Meskipun hanya berada di level moderat, Indonesia harus tetap waspada menjaga agar tingkat kelaparan tak mengalami peningkatan. Sebisa mungkin, permasalahan kelaparan pun harus ditekan dan diatasi agar tak ada lagi masyarakat yang menderita karena kelaparan. Harapannya, skor indeks kelaparan Indonesia bisa terus turun hingga di bawah 9,9 agar mencapai tingkat kelaparan rendah.

Bagaimana cara Indonesia memberantas kelaparan?

(Gambar: Freepik)

Sebagai permasalahan kompleks yang melibatkan banyak faktor penyebab, banyak hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah untuk benar-benar menyelesaikan masalah kelaparan hingga ke akarnya. Di lain sisi, kelaparan di Indonesia tidak bisa dibiarkan begitu saja. Banyak dampak yang akan muncul dari fenomena kelaparan. Salah satunya adalah stunting pada anak-anak yang dapat berdampak pada rendahnya kemampuan belajar anak dan membuat anak mudah terserang penyakit kronis.

Memberantas kelaparan termasuk ke dalam tujuan yang akan dicapai melalui Sustainable Development Goals (SDGs), tepatnya poin nomor dua. Ada banyak target yang diharapkan akan tercapai pada tahun 2030 lewat poin SDGs tersebut, Sahabat.

Beberapa target yang ingin dicapai di antaranya menghilangkan kelaparan, menjamin akses makanan bergizi, menghilangkan segala bentuk kekurangan gizi, meningkatkan produktivitas pertanian, menjamin sistem produksi pangan yang berkelanjutan, hingga menjaga harga pangan. Setiap target tersebut saling berkaitan dan berkesinambungan karena menyelesaikan masalah kelaparan memang membutuhkan perbaikan di berbagai bidang.

Untuk mencapai target-target tersebut, diperlukan sinergi yang baik dari pemerintah dan seluruh lembaga yang terkait. Baik pemerintah pusat hingga pemerintah daerah memiliki peran yang sama pentingnya untuk memberantas kelaparan di Indonesia. Salah satu peran yang harus dijalankan oleh pemerintah adalah menyediakan infrastruktur untuk agenda intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian demi mencapai ketahanan pangan.

Rumit ya, Sahabat? Tentu saja, sebab menurunkan masalah kelaparan di Indonesia bukan hanya perkara mendistribusikan makanan yang cukup ke seluruh penduduk miskin. Ada banyak sekali upaya yang perlu dilaksanakan untuk benar-benar memberantas kelaparan.

Semoga artikel kami kali ini bermanfaat dan dapat memberikan gambaran yang lebih baik soal fenomena kelaparan di Indonesia, Sahabat. Jangan lewatkan artikel menarik dan informatif lain yang akan kami hadirkan di sini, ya!

Baca juga: Apa Perbedaan antara TPQ dan TPA? Berikut Penjelasan Istilahnya

Referensi:
https://www.cnbcindonesia.com/research/20230127075927-128-408649/kudu-berbenah-tingkat-kelaparan-ri-masih-urutan-77-dunia?page=all
https://sdgs.jakarta.go.id/detil-sdgs/tanpa-kelaparan