Pernahkah Sahabat mendengar nama Pulau Liki? Mungkin banyak di antara Sahabat yang tidak familiar dengan nama pulau yang satu ini. Kami akan memperkenalkan pulau ini pada Sahabat.
Pulau Liki merupakan pulau paling timur di Indonesia yang berada di Samudera Pasifik dan berbatasan dengan Papua Nugini. Pulau Liki termasuk ke dalam gugusan Kepulauan Kumamba bersama dua pulau lainnya yaitu Pulau Kosong dan Armo. Pulau ini terletak di dalam wilayah Provinsi Papua, tepatnya Distrik Sarmi, Kabupaten Sarmi. Untuk mencapainya, Sahabat harus menaiki speed boat selama sekitar 45 menit.
Pulau ini mempunyai luas yang mencapai 13,18 kilometer persegi. Penghuni pulau ini berasal dari suku besar Sobey. Uniknya, Sahabat, para penduduk menggunakan sistem RT (Rukun Tetangga) yang diatur berdasarkan suku pada nama marga, yaitu Teno, Kiman, Weirau, Esries, dan Morsau. Teno menjadi suku yang paling besar di pulau ini.
Pulau ini ternyata punya sejuta pesona yang sayang jika dilewatkan lho, Sahabat. Oleh karena itu, dalam artikel ini kami akan menghadirkan pesona tersebut ke hadapan Sahabat. Simak ya, Sahabat!
Pemandangan Bawah Laut
(Gambar: YouTube Polres Sarmi)
Pulau Liki memiliki pemandangan bawah laut yang amat menawan. Sahabat yang suka kegiatan snorkeling dan diving pasti akan sangat senang berada di pulau ini.
Pulau Liki menawarkan keindahan bawah laut yang senantiasa terjaga. Sebab, masyarakat menerapkan kearifan lokal dalam menjaga, memelihara, dan melestarikan sumber daya laut. Menurut adat, masyarakat hanya diperbolehkan mengambil karang yang sudah mati untuk digunakan membangun rumah. Aturan adat ini membuat tak satu pun masyarakat yang nekat untuk merusak terumbu karang yang masih hidup. Mereka juga tidak melakukan illegal fishing di wilayah pulau ini.
Tak hanya soal karang, masyarakat Pulau Liki juga memiliki kearifan lokal lain yang membuat kondisi laut terus terjaga yaitu pemeliharaan hasil non-ikan yakni bia lola (Trochus niloticus). Ini merupakan pola konservasi tradisional yang juga dikenal dengan nama Abonfan matilon. Kegiatan konservasi ini berupa penutupan wilayah laut dalam jangka waktu tertentu dari penangkapan bia lola. Dengan demikian, biota laut itu mempunyai kesempatan untuk berkembang biak.
Penutupan serta pembukaan kembali area penangkapan bia lola melibatkan sebuah ritual adat. Panen bia lola sendiri biasanya digunakan untuk kepentingan bersama, misalnya pembangunan gereja serta fasilitas umum lainnya.
Ombak untuk Surfing
(Gambar: Unsplash/Jeremy Bishop)
Apa ada Sahabat yang menyukai kegiatan berselancar? Jika ada, sudah pasti Sahabat tertarik dengan pesona lain yang ditawarkan oleh Pulau Liki yaitu ombak di pulau ini yang sesuai untuk kegiatan surfing atau berselancar. Ombak di sini tergolong besar dan tinggi, lho, Sahabat.
Biasanya, ombak yang dihasilkan bisa sampai setinggi 2 meter di bulan Januari dan Februari. Di kedua bulan yang merupakan pertengahan musim barat ini, angin di Pulau Liki dapat bertiup mencapai kecepatan sampai 10 knot. Sementara di saat angin utara dan angin selatan bertiup, tinggi ombak yang dihasilkan bisa mencapai 3 meter lebih.
Keberadaan ombak nan besar dan tinggi beserta angin yang kencang membuat berselancar di Pulau Liki menjadi lebih menantang dan menyenangkan. Sahabat tertarik tidak, untuk berkunjung dan berselancar di sana?
Melihat Lumba-lumba
(Gambar: Pixabay/Simon Mettler)
Satu hal menarik lagi yang bisa Sahabat temukan di Pulau Liki adalah lumba-lumba. Benar, lumba-lumba menjadi salah satu daya tarik dari pulau ini. Pulau Liki memiliki spot khusus untuk melihat lumba-lumba.
Jika Sahabat pergi ke spot tersebut, Sahabat akan dapat menyaksikan lumba-lumba yang melakukan atraksi seperti melompat-lompat di air yang memukau wisatawan. Atraksi lumba-lumba yang dilakukan langsung di Samudera Pasifik memberikan pengalaman yang berbeda dan unik bagi mereka yang melihatnya.
Memancing
(Gambar: Unsplash/Kate Estes)
Pulau Liki tidak hanya menjadi rumah bagi lumba-lumba yang hanya bisa dilihat atraksinya. Sahabat juga punya pilihan wisata lain di luar yang sudah disebutkan di atas, yaitu memancing.
Saat datang ke sini dan menjajal kegiatan memancing, Sahabat dapat bertemu tiga jenis ikan yang banyak tersebar di Pulau Liki. Tiga jenis ikan ini terdiri atas ikan pelagis, ikan demersal, serta ikan karang. Yang termasuk ikan pelagis adalah ikan tuna, ikan tenggiri, ikan layer, ikan cakalang dan ikan bubara.
Nah, itu dia sederet pesona dan kegiatan menarik yang bisa dilaksanakan di Pulau Liki, pulau paling timur Indonesia. Tidak ada tiket masuk dan jam operasional yang diterapkan di pulau ini. Terdapat dua pilihan transportasi yang bisa digunakan untuk mencapai Pulau Liki, yaitu menyewa perahu nelayan dengan biaya Rp100 ribu atau menyewa speed boat dengan harga Rp1-1,5 juta (5-6 orang) untuk pulang pergi Sarmi-Liki.
Bagaimana? Sahabat tertarik untuk berkunjung? Semoga segera ada kesempatan untuk pergi ke sana, ya!
Masih banyak artikel menarik lain yang akan kami sajikan. Jadi, pastikan Sahabat tidak sampai kelewatan, ya!
Baca juga: Selain Koteka, Kenali Pakaian Adat Papua Lain yang Memiliki Ciri Khas
Referensi:
https://www.celebes.co/papua/pulau-liki-sarmi
https://www.mongabay.co.id/2015/12/28/liki-pesona-khas-pulau-terdepan-di-samudera-pasifik/