Indonesia merupakan negara terluas di Asia Tenggara, dan menempati posisi 15 dalam daftar negara terluas di dunia. Berdasarkan data dari situs Badan Informasi Geospasial (BIG) dengan Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut, negara Indonesia memiliki luas wilayah mencapai 8,3 juta kilometer persegi. Luas wilayah perairannya adalah 6,4 juta serta luas daratannya 1,9 juta kilometer persegi. Luasnya wilayah Indonesia ini tentu saja membawa berbagai dampak bagi penduduknya. Misalnya, dampak positif berupa melimpahnya potensi perikanan dan maritim yang dimiliki Indonesia. Sementara itu, salah satu dampak negatifnya adalah pembangunan dan kesejahteraan yang tidak merata, membuat munculnya wilayah yang disebut daerah 3T. Daerah 3T adalah singkatan dari daerah tertinggal, terdepan dan terpencil.
Sesuai dengan namanya, daerah 3T merupakan wilayah yang secara geografis, sosial, ekonomi dan budaya keadaannya kurang berkembang apabila dibandingkan dengan daerah lain secara nasional. Daerah 3T juga menjadi tapal batas Indonesia dengan negara lain.
Untuk lebih memahami mengenai daerah 3T, dalam artikel kali ini kami akan mengajak Sahabat mengenal lebih jauh daerah 3T. Kami akan menghadirkan pembahasan yang menjelaskan apa yang dimaksud dengan daerah 3T beserta faktor yang membuat daerah 3T mengalami ketertinggalan jika dibandingkan dengan wilayah lain yang ada di Indonesia. Langsung saja kita masuk ke pembahasan, ya, Sahabat!
Apa Itu Daerah 3T?
Seperti yang sudah disinggung sedikit di atas, daerah 3T merupakan singkatan dari tertinggal, terdepan, dan terpencil. Daerah-daerah ini mengalami keterbatasan akses terhadap berbagai fasilitas dan layanan dasar seperti kesehatan, pendidikan, transportasi, serta ekonomi.
Lebih jelasnya, wilayah yang termasuk daerah 3T memiliki karakteristik utama seperti berikut:
Tertinggal, artinya wilayah-wilayah ini menghadapi keterbelakangan ekonomi, sosial, serta infrastruktur. Seringkali, wilayah ini mencatatkan angka kemiskinan tinggi, layanan kesehatan dan pendidikan yang sangat terbatas, serta kesenjangan dalam pembangunan ekonomi.
Terdepan, ini merujuk pada wilayah-wilayah yang terletak di bagian paling depan. Wilayah-wilayah ini berada jauh dari pusat administrasi dan pusat perkotaan utama. Seringkali, wilayah-wilayah ini memiliki akses transportasi seperti jalan raya, pelabuhan, serta bandara yang terbatas sehingga sulit dijangkau.
Terpencil, ini artinya wilayah yang termasuk daerah 3T berada paling jauh dari pusat administrasi negara atau wilayah terpusat. Wilayah terluar ini kerap memiliki kondisi geografis sulit, contohnya kepulauan terpencil atau pegunungan terpencil.
Mengapa Daerah 3T Kurang Berkembang?
Lewat penjelasan di atas, kita sudah mengetahui bahwa daerah 3T mengalami kondisi serba keterbatasan, dengan infrastruktur yang terbatas dan kurang berkembang. Kondisi ini jelas sangat berbeda dengan kita yang selama ini tinggal di kota-kota besar di mana seluruh layanan dan infrastruktur yang kita butuhkan sangat mudah untuk dijangkau.
Lantas mengapa daerah-daerah tersebut mengalami kesulitan mengakses berbagai infrastruktur?
Ini terjadi karena pembangunan yang kurang merata di seluruh Indonesia. Ada beberapa faktor yang menyebabkan pembangunan di Indonesia kurang merata sehingga banyak daerah yang mengalami keterbatasan akses. Berikut di antaranya.
Kondisi daerah 3T yang mengalami isolasi secara geografis. Pada sub-bahasan sebelumnya, kami menuliskan bahwa daerah 3T memiliki kondisi geografis yang sulit. Ada yang berada di kepulauan terpencil, pegunungan terpencil, serta jauh dari pusat administrasi dan/atau perkotaan utama. Oleh karenanya, sulit terjangkau dan sulit untuk dilakukan pembangunan infrastruktur oleh pemerintah.
Kurangnya modal dan teknologi untuk melakukan pembangunan di daerah 3T. Pemerintah membutuhkan modal yang cukup besar untuk membangun daerah 3T, terutama jika mengingat kondisi daerah tersebut yang sulit dijangkau. Sudah pasti biaya yang dibutuhkan akan jauh lebih tinggi. Selain itu, teknologi yang mumpuni pun diperlukan untuk mendukung pembangunan di daerah-daerah terpencil, tertinggal, dan terdepan.
Pada beberapa kasus, ada pula faktor penghambat pembangunan yang datang dari pihak masyarakat sendiri. Beberapa masyarakat menolak perubahan sehingga tak menginginkan pembangunan di daerah mereka. Masyarakat kerap menganggap pembangunan yang dilakukan pemerintah hanya akan membawa kerusakan pada lingkungan tinggal mereka. Sebab, biasanya pembangunan akan memakan lahan yang cukup besar, di mana lahan tersebut mengambil dari persawahan atau tanah kosong milik masyarakat. Kurangnya sosialisasi dari pihak pemerintah memperburuk hal ini, sehingga masyarakat semakin menunjukkan penolakan terhadap pembangunan.
Faktor lain yang datang dari masyarakat adalah kurangnya pendidikan. Sebenarnya, ini berkaitan erat dengan terbatasnya akses terhadap pendidikan di daerah 3T. Sulitnya akses pada pendidikan membuat masyarakat di daerah 3T kurang terbuka dan maju soal pemikiran. Akibatnya, pembangunan pun sulit dilakukan oleh pemerintah karena belum terbentuk pola pikir maju di kalangan masyarakat, yang membuat mereka menolak adanya pembangunan.
Sesungguhnya, pembangunan dan daerah 3T ini merupakan masalah kompleks. Banyak faktor yang saling berkaitan sehingga sekalipun ingin, pembangunan tidak bisa dilakukan begitu saja untuk memajukan daerah 3T. Perlu perencanaan dan strategi yang matang untuk mengubah daerah 3T menjadi wilayah dengan segala kemudahan akses seperti kota-kota besar.
Sekian pembahasan kami tentang daerah 3T. Semoga bermanfaat untuk Sahabat sekalian. Nantikan artikel menarik lain dari kami, ya!
Baca juga: Lika-Liku Masalah Pendidikan di Daerah 3T
Referensi:
https://tekno.tempo.co/read/1706897/berapa-luas-negara-indonesia-ini-penjelasannya
https://www.quena.id/pendidikan/6658826521/daerah-3t-pengertian-dan-permasalahan-yang-dihadapi-ternyata-ada-banyak-di-indonesia?page=1
https://www.pppa.or.id/mengapa-pembangunan-belum-merata-sampai-ke-daerah-perbatasan/h
ttps://kids.grid.id/read/473554983/menjawab-pertanyaan-penyebab-pembangunan-tidak-merata-materi-ips-kelas-8?page=all