Diceritakan pada tahun 301 sebelum Masehi, Ptolomacus bertolak dari Yunani. Sang ahli bumi memutuskan berlayar ke arah timur. Berhari-hari ia mengarungi lautan, hingga akhirnya berlabuh di sebuah pulau asing di dekat selat Malaka. Ptolomacus kemudian menyebutnya Pulau Emas.
Berabad-abad setelahnya, pelaut lain datang ke pulau itu. Adalah Sinbad, pelaut terkenal abad 12 yang disebut-sebut menjelajahi tujuh lautan hingga ke China. Seperti Ptolomacus, Sinbad juga singgah di pulau asing tersebut dan menyebutnya Pulau Emas.
Lalu, di mana kah sebenarnya pulau yang disebut Pulau Emas itu?
Tidak lain tidak bukan, ada di Indonesia. Saat ini pulau tersebut lebih dikenal dengan nama Pulau Weh. Tempat dimana kota paling barat di Indonesia, Sabang, berada.
Nama Weh sendiri berasal dari bahasa Aceh yang berarti pindah. Nama ini dipilih sebab sebelumnya Pulau Weh menjadi satu kesatuan dengan Pulau Sumatera. Namun, seiring berjalannya waktu, pulau ini memisahkan diri.
Sementara nama Sabang disebut-sebut berasal dari bahasa Arab. Asalnya dari kata “Shabag” yang artinya gunung meletus. Istilah ini diberikan oleh para pedagang dari Arab yang berlayar sampai ke Pulau Weh sebab di Sabang ada banyak gunung berapi aktif.
Mungkin Sahabat belum tahu, dulu Sabang dikenal sebagai pelabuhan yang penting. Sejak zaman pendudukan Hindia Belanda, Sabang sudah dibuka menjadi dermaga karena perairan yang dalam dan posisinya yang terlindungi oleh alam. Kemudian ketika Perang Dunia II meletus, Sabang menjadi pelabuhan terpenting di selat Malaka.
Bagaimana dengan sekarang?
Sabang ditetapkan sebagai satu dari empat daerah Free Trade Zone atau kawasan perdagangan bebas di Indonesia. Di wilayah ini tidak berlaku pajak langsung maupun tidak langsung. Penetapan tersebut dilakukan untuk menarik para investor agar berbisnis di sana.
Akan tetapi, bukan Indonesia namanya apabila daerah-daerahnya tidak memiliki keunikan masing-masing. Tidak ketinggalan pula Sabang sebagai kota paling barat. Nah, berikut kami akan mengajak Sahabat mengunjungi Sabang lewat tulisan kami. Simak, ya, Sahabat!
1.Kota Seribu Benteng
Seperti yang sudah disebutkan di atas, Sabang adalah kota yang memiliki banyak peranan penting. Pada masa pendudukan Jepang, di Sabang dibangun ribuan benteng untuk memperkuat pertahanan Jepang. Sampai hari ini, masih banyak benteng yang tetap berdiri kokoh. Letak benteng-benteng tersebut di antaranya ada di daerah Ujung Kareung, Anok Laut, Bukit Sabang, dan sepanjang Pantai Kasih.
Sabang sempat menjadi pangkalan angkatan laut yang sangat besar pada tahun 1942-1945. Saat itu, Sabang dijadikan tempat utama penyimpanan minyak untuk kapal laut.
2.Tugu Kilometer Nol Indonesia
Kalau yang ini, ikon kota Sabang yang cukup terkenal, Sahabat. Tugu yang terletak di Ujong Bau, Desa Iboih ini menjadi penanda titik paling barat Indonesia. Tugu ini terdiri atas dua lantai dan memiliki tinggi sekitar 22 meter.
Lantai duanya didesain berbentuk lingkaran. Terdapat simbol mata angin yang dibentuk oleh dua lingkaran yang saling bersilangan di bagian puncak tugu. Masing-masing lingkaran dihias dengan rencong, senjata tradisional Aceh, yang berukuran besar. Terdapat pula ornamen burung garuda yang diletakkan di puncak persilangan antar lingkaran.
Di dalam bangunan tugu ini, terdapat dua prasasti yang ditandatangani oleh mantan Wakil Presiden Indonesia Try Sutrisno dan mantan Menteri Riset dan Teknologi B. J. Habibie pada tahun 1997. Prasasti pertama berisi penjelasan penetapan posisi geografis kilometer nol Indonesia, dan prasati kedua berisi angka posisi geografis kilometer nol.
Baca juga : Daftar Wilayah yang Termasuk Daerah 3T di Indonesia
3.Wisata Bahari
Sebagai kota yang terdiri atas pulau-pulau, tidak mengherankan apabila Sabang memiliki pantai dan laut yang indah. Sebut saja Pantai Sumur Tiga, Pantai Iboih, Pulau Rubiah, dan Pulau Rondo.
Yang pertama, Pantai Sumur Tiga. Sesuai dengan namanya, di kawasan pantai ini terdapat 3 sumur air tawar. Pantai yang terletak di Gampong Le Meulee, Pulau Weh ini menawarkan pemandangan berupa pasir putih yang lembut nan berkilau, air laut berwarna biru cemerlang, dan pemandangan bawah laut yang menakjubkan.
Kedua, Pantai Iboih. Fasilitas wisata di pantai ini terbilang lengkap dengan tersedianya bungalow, homestay, kios cenderamata, warung makanan dan minuman, tempat menyewa peralatan snorkeling dan diving, serta bar dan restoran. Sahabat bisa menikmati keindahan bawah laut lewat perahu berlantaikan kaca, jadi tidak perlu turun langsung ke air.
Sementara dua pulau yang disebutkan yaitu Pulau Rubiah dan Pulau Rondo merupakan wisata pulau tak berpenghuni. Di Pulau Rubiah, pengunjung akan disuguhkan pemandangan ikan warna-warni di dalam air yang jernih. Sementara di Pulau Rondo terdapat hutan tropis basah dan berbagai jenis terumbu karang.
4.Kuliner Mie dan Seafood
Ragam kuliner daerah menjadi salah satu hal yang menarik untuk dicari tahu. Sebagaimana daerah lainnya, Sabang memiliki berbagai pilihan makanan yang menggugah selera. Ada 3 jenis mie yang terkenal dari Sabang yaitu mie jalak, mie sedap, dan juga mie pingsun.
Sekilas, mie jalak mirip seperti mie ayam pada umumnya. Mie jalak disajikan dengan kuah bening dan taburan tauge serta daun bawang. Bedanya, mie Jalak tidak menggunakan ayam yang dipotong dadu, melainkan ikan. Nama Jalak sendiri disematkan karena orang yang pertama kali membuatnya bernama Pak Jalak.
Kemudian, ada mie sedap. Eits, ini bukan merek mie instan ya, Sahabat. Mie Sedap merupakan nama warung mie yang sudah ada sejak zaman dahulu. Yang unik, mie ini dibuat tanpa bantuan mesin dengan resep turun temurun. Dibuatnya dari tepung terigu dan telur, tanpa menambahkan bahan pengawet. Seperti mie jalak, mie sedap juga disajikan dengan potongan ikan dan seledri.
Jenis mie yang ketiga adalah mie pingsun. Bisa dibilang, mie ini merupakan kuliner Sabang yang cukup terkenal. Mie pingsun disajikan dengan berbagai macam seafood seperti cumi-cumi, ikan, udang, tak lupa juga dengan tambahan sayuran.
Selain menjadi pelengkap dalam hidangan mie, ada satu hidangan seafood lain yang cukup terkenal yaitu sate gurita. Sate gurita biasanya dinikmati dengan sambal bumbu padang atau bumbu kacang.
Bagaimana, Sahabat? Sabang kota yang menarik, bukan?
Daerah pelosok memang seringkali menyimpan pesona tersendiri karena alamnya yang masih asri, tidak seperti perkotaan. Akan tetapi, kehidupannya pun tidak sebaik perkotaan, banyak dari penduduknya yang sehari-hari harus berhadapan dengan berbagai keterbatasan.
Meskipun demikian, mereka berjuang dan saling membantu untuk bisa hidup layak. Salah satunya adalah yang dilakukan guru di Sumatera Selatan ini yang senantiasa membantu murid-muridnya tanpa pamrih. Mari kita apresiasi dan bantu perjuangannya dengan cara mengunjungi link berikut.
Referensi:
https://www.sabangkota.go.id/halaman/sejarah-sabang
https://katadata.co.id/iftitah/berita/615fc79b2bf5b/8-tempat-wisata-sabang-dengan-pemandangan-alam-yang-asri
https://phinemo.com/kuliner-sabang-paling-enak-dan-legendaris/
https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4525191/6-fakta-tentang-sabang-kota-seribu-benteng