Di Indonesia, kemudahan akses jalanan yang baik belum bisa dirasakan oleh setiap penduduk, terutama mereka yang tinggal di pedalaman. Banyak warga pedalaman yang harus melalui jalanan hutan terjal nan membahayakan atau menyeberangi sungai dengan alat seadanya. Mempertaruhkan keselamatan diri sendiri hanya demi melakukan aktivitas seperti pergi sekolah dan berbelanja kebutuhan hidup sehari-hari. Sesuatu yang bisa dilakukan dengan mudah oleh kita yang tinggal di kota-kota besar.
Salah satu daerah yang masih belum memiliki jalanan yang layak adalah Dusun Karang Pinggan, Kelurahan Muara Kulam, Kecamatan Ulu Rawas, Kabupaten Musi Rawas Utara, Provinsi Sumatera Selatan. Warga Dusun Karang Pinggan sebelumnya harus bersusah payah melewati sungai dengan jarak sekitar 3 kilometer untuk bisa mencapai ibukota kecamatan di Muara Kulam. Menempuh perjalanan melalui sungai bukan hanya membahayakan keselamatan nyawa mereka, namun juga menguras dompet warga sebab biaya untuk menggunakan perahu berkisar di angka Rp100.000 untuk sekali perjalanan.
Warga tak punya pilihan lain. Warga yang menggantungkan hidup dari pertanian perlu pergi ke ibukota kecamatan untuk menjual hasil tani yang mereka bawa dari dusun tempat tinggal. Penduduk dusun juga harus membeli bahan pokok di ibukota kecamatan, dan di bawa kembali untuk kehidupan sehari-hari di dusun. Anak-anak Dusun Karang Pinggan pun harus berangkat ke ibukota kecamatan untuk menuntut ilmu di sekolah.
Bertahun-tahun mereka harus bertahan dalam kondisi tersebut. Sampai akhirnya kolaborasi kebaikan antara Sahabat Pedalaman, Kitabisa, dan gerakan Act of Love dari Cinta Laura hadir untuk membantu mempermudah kehidupan penduduk Dusun Karang Pinggan. Sebuah jembatan pun dibangun untuk memberikan akses jalan darat yang jauh lebih aman, layak, cepat, dan murah.
Jika sebelumnya warga dusun membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai tujuan, dengan jembatan yang sudah terbangun memangkas waktu tempuh menjadi hanya 15-20 menit perjalanan. Warga pun tak perlu mengeluarkan banyak uang untuk menyewa perahu demi melintasi sungai. Mereka kini bisa melalui jembatan dengan kendaraan yang hanya butuh sekitar 1 liter bensin untuk setiap perjalanan.
Bagi warga, jembatan yang dibangun dari hasil kerja sama Sahabat Pedalaman, Kitabisa, dan gerakan Act of Love dari Cinta Laura itu memberikan begitu banyak manfaat. Senyum terpancar dari wajah penduduk yang senang akan kehadiran jembatan tersebut membuat seluruh jerih payah yang harus dilalui demi mewujudkan Jembatan Karang Pinggan lunas terbayar.
Kini, warga tak perlu bersusah payah mengangkut hasil tani dengan perahu demi menjualnya di ibukota kecamatan. Anak-anak pun bisa berangkat ke sekolah dengan aman tanpa harus was-was saat melalui sungai yang arusnya tak bisa diprediksi. Semoga saja, jembatan yang telah terbangun tidak hanya memudahkan kehidupan warga setempat, namun juga bisa meningkatkan taraf hidup mereka. Dan semoga, dengan uluran tangan semua Sahabat Baik, semakin banyak daerah pelosok yang bisa merasakan kemudahan akses seperti yang sudah dialami penduduk Dusun Karang Pinggan.