Apakah Sahabat pernah mendengar istilah malnutrisi? Mungkin, beberapa orang masih mengira malnutrisi adalah kondisi kekurangan nutrisi. Ternyata, definisi tersebut tidak sepenuhnya benar, lho, Sahabat.
Lebih tepatnya, malnutrisi adalah ketidakseimbangan gizi yang terjadi saat anak tidak mendapat asupan nutrisi yang cukup serta seimbang dalam waktu lama. Ketidakseimbangan ini dapat berupa kelebihan atau kekurangan gizi. Kedua kondisi tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan yang cukup serius.
Meski bisa menyerang semua umur, namun kasus malnutrisi lebih banyak dialami oleh anak-anak. Baik perempuan maupun laki-laki tidak luput dari risiko kondisi kesehatan yang satu ini. Dalam artikel kali ini, kami akan membahas mengenai malnutrisi. Lengkap mulai dari jenis, penyebab, dampak, hingga cara mengatasinya. Simak ya, Sahabat!
Ada berapa jenis malnutrisi anak?
(Gambar: Freepik)
Seperti yang sudah disebutkan secara singkat di atas, jenis malnutrisi ada dua, yaitu gizi kurang (undernutrition) dan gizi lebih (overnutrition). Gizi kurang terjadi ketika nutrisi yang dikonsumsi anak tidak cukup serta ketika nutrisi dieksresi dengan lebih cepat dari yang bisa diganti.
Ada beberapa kondisi yang termasuk ke dalam jenis gizi kurang. Pertama, stunting dimana tinggi badan anak sangat rendah. Kedua, wasting yaitu berat badan anak sangat kurang. Ketiga adalah underweight yaitu kurangnya berat badan anak. Keempat adalah kekurangan vitamin serta mineral pada anak.
Anak-anak yang mengalami gizi kurang biasanya mengalami sejumlah gejala seperti kulit yang pucat dan lebih tipis, mudah memar serta ruam, pigmentasi kulit yang berubah, sendih nyeri dan tulang rapuh, gusi mudah berubah, hingga menurunnya massaotot dan jaringan.
Sedangkan kondisi yang termasuk ke dalam gizi lebih adalah overweight dan obesitas. Kelebihan gizi terjadi apabila anak terbiasa makan terlalu banyak, salah makan, kurang olahraga, serta mengonsumsi terlalu banyak vitamin dan makanan pengganti. Gejala yang muncul dari kondisi ini adalah meningkatnya berat badan secara tidak terkendali, sulit bernapas, nyeri sendi dan otot serta mudah merasa lelah.
Apa penyebabnya?
(Gambar: Freepik/jcomp)
Ada berbagai hal yang menjadi penyebab terjadinya malnutrisi pada anak. Berikut kami tulis beberapa diantaranya. Satu, pola makan yang buruk. Saat kebutuhan gizi optimal harian tidak tercukupi karena asupan makanan untuk anak kurang ataupun lebih, maka anak bisa saja menderita malnutrisi. Buruknya pola makan dapat disebabkan oleh dysphagia (sulit menelan), menderita penyakit tertentu, bahan makanan yang tersedia tidak cukup, serta adanya keinginan untuk makan berlebih.
Faktor kedua adalah anak menderita masalah kesehatan mental, misalnya depresi. Biasanya malnutrisi yang disebabkan oleh faktor kedua ini adalah gizi kurang sebab biasanya anak yang mengidap masalah pada kesehatan mentalnya kurang mengonsumsi makanan.
Tiga, tidak seimbangnya energi yang masuk dan keluar dari tubuh. Misalnya, seorang anak yang gemar makan dalam porsi yang banyak. Namun, anak tersebut tidak rajin berolahraga dan melakukan berbagai kegiatan. Akibatnya, sisa energi yang tidak digunakan oleh tubuh mengendap dan membentuk lemak.
Empat, masalah pada sistem pencernaan dimana zat gizi yang diperlukan tidak bisa diserap dengan baik. Salah satu kondisinya adalah individu dengan penyakit Celiac yang memiliki intoleransi terhadap gluten. Penyakit ini meningkatkan risiko anak mengalami kerusakan pada usus sehingga proses penyerapan nutrisi menjadi terhambat.
Terakhir, kurangnya asupan ASI. ASI mengandung banyak nutrisi penting untuk menunjang tumbuh kembang anak di masa awal pertumbuhannya. Kekurangan ASI dapat membuat anak mengalami malnutrisi.
Bagaimana dampaknya pada pertumbuhan?
(Gambar: Freepik/jcomp)
Malnutrisi dapat membawa sejumlah dampak negatif pada pertumbuhan dan kesehatan seorang anak. Anak yang mengalami malnutrisi biasanya memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Lemahnya kekebalan tubuh membuat anak menjadi lebih mudah terserang infeksi dan lebih sulit sembuh apabila terserang penyakit.
Kemudian, malnutrisi dapat menyebabkan tumbuh kembang anak menjadi terhambat. Salah satu penelitian mengemukakan anak yang menderita kekurangan gizi kronis memiliki nilai evaluasi motorik yang rendah.
Tidak hanya motorik, pertumbuhan fisik anak yang mengalami malnutrisi pun terhambat sehingga menjadi tidak optimal. Pertumbuhan tulang mereka buruk sehingga postur tubuh mereka menjadi lebih pendek dibanding teman-teman seusianya.
Selanjutnya, malnutrisi juga akan berdampak pada kondisi mental anak. Menurut New Health Advisor, keseimbangan mental anak yang menderita akan terganggu. Akibatnya, anak akan menjadi mudah marah, cemas atau sedih yang berlebihan, stres, hingga depresi.
Terakhir, malnutrisi akan membuat anak lebih rentan dari ancaman penyakit kronis. Beberapa penyakit kronis yang berisiko menjangkiti anak malnutrisi di antaranya adalah osteoporosis, penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes tipe 2, hingga masalah pernapasan, Sahabat. Anak yang overweight pun dibayangi ancaman masalah hati, batu empedu, masalah dengan tulang, pubertas dini, hingga sindrom ovarium polikistik.
Bagaimana cara mengatasinya?
(Gambar: Freepik)
Kondisi malnutrisi pada anak bukanlah kondisi yang tidak dapat ditangani. Penanganan yang tepat dan cepat akan menghindarkan anak dari dampak jangka panjang malnutrisi. Orangtua bisa melakukan hal-hal berikut apabila anaknya mengalami malnutrisi.
Pertama, memberi ASI eksklusif. ASI dapat mencegah serta mengatasi malnutrisi yang terjadi pada anak. ASI memiliki kandungan nutrisi dan antibodi untuk menunjang kesehatan serta tumbuh kembang anak.
Kedua, penuhi kebutuhan nutrisi anak. Kondisi malnutrisi berhubungan dengan ketidakseimbangan gizi, oleh karena itu penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak dalam jumlah yang seimbang. Selain ASI, pastikan anak mendapat asupan karbohidrat, protein, vitamin, lemak, serat, dan mineral dengan baik. Berbagai jenis makanan seperti biji-bijian, telur, ikan dan daging, kacang-kacangan, buah dan sayuran, serta susu dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tersebut.
Ketiga, memberikan suplemen. Suplemen dengan kandungan vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin E, dan vitamin K serta suplemen dengan kandungan mineral seperti asam folat dan zinc juga dapat mencegah serta menangani kondisi malnutrisi pada anak. Akan tetapi, pastikan berkonsultasi dulu dengan dokter ya, Sahabat!
Keempat, penuhi kebutuhan yodium. Yodium menjadi salah satu jenis mineral yang dibutuhkan baik bagi ibu hamil maupun anak. Kekurangan yodium saat hamil bisa membuat sang ibu melahirkan anak yang kekurangan gizi. Sedangkan kekurangan yodium pada masa pertumbuhan dapat membuat anak mengalami berbagai masalah tumbuh kembang seperti tubuh pendek, IQ rendah, dan gangguan kesehatan seperti hipotiroidisme dan gondok.
Terakhir, atasi kondisi medis dengan bantuan dokter. Kasus malnutrisi yang telah masuk tahap berat membutuhkan penanganan berupa terapi gizi dari dokter. Salah satunya adalah tindakan memberikan asupan gizi lewat selang yang dipasang dari hidung menuju lambung (NGT).
Demikian penjelasan seputar malnutrisi pada anak. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat, ya.
Kami akan terus menghadirkan artikel-artikel menarik dengan berbagai tema untuk Sahabat sekalian. Jadi, simak terus ya, Sahabat!
Baca juga : Sejarah Kejadian Luar Biasa (KLB) Gizi Buruk di Papua
Referensi:
https://www.haibunda.com/parenting/20220719213925-60-279962/mengetahui-malnutrisi-pada-anak-gejala-penyebab-cara-mengatasi-dan-pencegahan
https://www.alodokter.com/mengenal-penyebab-malnutrisi-pada-anak-dan-solusinya
https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/malnutrisi/malnutrisi/