Kesehatan

5 Cara Mengatasi Gizi Buruk

gizi buruk

Ratusan anak terkulai lemah di rumah sakit dan rumah mereka masing-masing, mencoba bertahan di tengah terpaan badai gizi buruk. Sesekali dokter datang memeriksa. Namun, beberapa di antara mereka harus meregang nyawa, menghembuskan napas dalam rengkuhan ibunda.

KLB (Kejadian Luar Biasa) campak dan gizi buruk yang terjadi di Asmat pada akhir tahun 2017 hingga awal tahun 2018 menjadi sejarah paling kelam selama puluhan tahun bergelut dalam perang melawan gizi buruk. Bantuan dikirim, tenaga kesehatan dikerahkan, berbagai usaha dilakukan untuk meredakan wabah.

KLB di Asmat memang sudah berlalu. Namun, perjuangan melawan gizi buruk sama sekali belum selesai. Masih banyak anak di Indonesia yang harus berusaha membebaskan diri dari jerat gizi buruk.

Gizi buruk bukanlah kondisi yang tidak mungkin disembuhkan. Dengan berbagai usaha yang dilakukan secara sistematis dan rutin, gizi buruk dapat diatasi. Simak yuk, 5 langkah mengatasi gizi buruk berikut ini.

1.Pemantauan Berat Badan

(Gambar oleh Yunmai di Unsplash)

Gizi buruk merupakan kondisi ketika berat dan tinggi badan seseorang tidak sesuai dengan standar pada umurnya. Oleh karena itu, pemantauan berat dan tinggi badan secara berkala wajib dilakukan untuk mengukur perkembangan anak-anak yang menderita gizi buruk. Dengan demikian, dapat diketahui apakah asupan gizi yang diberikan sudah cukup atau masih kurang.

Pemantauan intensif dilakukan selama 7-26 minggu hingga anak-anak dianggap sudah terlepas dari kondisi gizi buruk. Anak-anak yang menderita gizi buruk disarankan untuk menjalani rawat inap agar dapat dicatat perkembangannya dengan lebih baik. Pertambahan berat badan selama dua minggu berturut-turut serta selera makan yang baik menjadi dua tanda anak sudah dapat dipulangkan untuk selanjutnya dirawat di rumah.

2.Pemberian Nutrisi Berupa Kalori dan Protein

(Gambar oleh Estudio Gourmet di Unsplash)

Mereka yang terkena gizi buruk biasanya kekurangan kalori dan protein. Oleh sebab itu, pemberian kalori dan protein juga termasuk ke dalam langkah utama untuk mengatasi gizi buruk pada anak. 

Kebutuhan kalori dapat dicukupi dengan pemberian makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, dan gula. Sementara untuk memenuhi kebutuhan protein, dapat diperoleh dari produk hewani seperti susu, keju, daging, telur, dan ikan. Bisa juga dari protein nabati seperti kacang hijau dan kacang kedelai.

3.Mengobati Infeksi dan Imunisasi

(Gambar oleh David Mark di Pixabay)

Balita gizi buruk biasanya juga menderita berbagai jenis infeksi. Infeksi tersebut seringkali tidak menunjukkan gejala. Namun, biasanya mereka akan langsung dianggap memiliki infeksi dan diberikan antibiotik oleh tenaga medis. Mereka juga akan mendapatkan terapi sesuai dengan infeksi yang diderita.

Sementara itu, imunisasi yang perlu diberikan menurut pedoman tatalaksana dari pemerintah adalah imunisasi campak. Imunisasi campak diberikan kepada balita berusia lebih dari 6 bulan yang belum pernah diimunisasi atau kepada anak yang mendapat imunisasi sebelum usia 9 bulan. Akan tetapi, perlu dicatat bahwa imunisasi baru dapat dilakukan setelah balita gizi buruk selesai perawatan untuk gizi buruknya.

4.Memberikan Suplemen 

(Gambar oleh David Mark di Pixabay)

Suplemen yang diperlukan oleh anak-anak dengan gizi buruk adalah vitamin A, zat besi, dan asam folat. Langkah ini perlu dilakukan karena semua anak yang menderita gizi buruk pasti mengalami defisiensi vitamin dan mineral.

Akan tetapi, perlu dicatat bahwa pemberian zat besi tidak boleh diberikan pada tahap awal. Hal ini dikarenakan zat besi justru dapat memperberat gejala infeksi yang diderita. Maka dari itu, zat besi baru boleh dikonsumsi oleh anak gizi buruk setelah nafsu makan membaik dan berat badannya bertambah.

5.Edukasi Orangtua

(Gambar oleh Kelly Sikkema di Unsplash)

Ini menjadi salah satu langkah yang sangat penting dan tak boleh dilewatkan. Sebab, pola asuh yang buruk dari orangtua menjadi salah satu faktor penyebab anak terjangkit gizi buruk. Maka, perbaikan gizi saja tidak cukup. Perlu ada program edukasi mengenai pola asuh anak.

Beberapa hal di antaranya yang penting untuk diketahui oleh orangtua terkait gizi buruk adalah pentingnya membawa anak ke puskesmas untuk dirawat bila menderita gizi buruk serta nutrisi apa saja yang harus dikonsumsi anak di masa pertumbuhannya.

Masih banyak orangtua, terutama di pedalaman sana, yang tidak membawa anak mereka berobat ke puskesmas saat terkena gizi buruk. Dengan diberikannya edukasi, diharapkan para orangtua lebih mengerti mengenai kondisi kesehatan anaknya dan tahu kapan anak-anak harus dibawa ke rumah sakit atau puskesmas. Hal ini dapat membuat anak lebih cepat mendapat pertolongan dan perawatan sebelum kondisinya menjadi lebih parah.

Dengan melakukan 5 langkah di atas tanpa terkecuali, gizi buruk dapat diatasi. Semakin cepat anak yang menderita gizi buruk ditangani, semakin besar pula kemungkinan mereka untuk segera sembuh.

Setelah dinyatakan terlepas dari status gizi buruk, anak-anak masih perlu menjalani kontrol kembali ke layanan kesehatan di lingkungan tempat tinggal. Hal ini dikarenakan adanya laporan ahli gizi dari Kementerian Kesehatan yang ditugaskan di Distrik Pantai Kasuari, Papua yang menyatakan bahwa 9 dari 10 anak yang menjalani perawatan gizi buruk perlu mendapat perawatan ulang karena mengalami penurunan berat badan.

Baca juga : Sejarah Kejadian Luar Biasa (KLB) Gizi Buruk di Papua

Nah, Sahabat, kesempatan terbuka lebar bagi Sahabat yang juga ingin berpartisipasi dalam usaha pemberantasan gizi buruk. Uluran tangan Sahabat akan sangat membantu adik-adik di pedalaman yang sedang berjuang melawan gizi buruk. Sahabat bisa mengunjungi mereka di sini.

Referensi:
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20180228/1625067/atasi-gizi-buruk-tim-kesehatan-pantau-berat-badan-pasien/
http://appx.alus.co/direktoratgiziweb/katalog/buku-saku-pencegahan-dan-tata-laksana-gizi-buruk-pada-balita-di-layanan-rawat-jalan-bagi-tenaga-kesehatan.pdf
https://www.republika.co.id/berita/20363/kalori-tinggi-untuk-gizi-buruk